Keberadaan teknologi informasi, dalam hal ini broadcast, terus dianggap solusi paling unggul dalam penyebaran informasi mengenai kemungkinan bencana. Perkembangan teknologi penyiaran menuju digital, kemudian menyeruak menampilkan keunggulan tersendiri mengenai hal ini.
Hal itu terungkap pada acara ”Demonstrasi Teknologi Integrated Services Digital Broadcasting-Terrestrial (ISDB-T)” milik Jepang, yang diselenggarakan di Jakarta, 28 Februari hingga 1 Maret 2007 ini. Dalam demonstrasi tersebut paling tidak diketahui, bahwa era teknologi digital memang tak bisa terelakan, bahkan terus menjalar menuju pusat-pusat teknologi informasi seperti sistem penyiaran stasiun televisi.
Di Jepang sendiri paling tidak, sekarang terdapat terdapat tiga stasiun pemancar TV yang memanfaatkan teknologi digital di dalamnya. Menurut penuturan Yoshiki Maruyama dari stasiun TV-Asahi, kemampuan ini merupakan masa depan teknologi infomasi, karena banyak kendala yang dihadapi stasiun TV analog bisa dikurangi dengan teknologi ini.
”Seperti pada sistem transfer suara. Pada sistem analog, suara tidak bisa dipindahkan secara langsung. Sementara pada teknologi digital broadcast, bisa dilakukan dengan mudah,” imbuhnya, pada kesempatan pemaparan presentasi hari pertama (28/2).
Itu baru satu keunggulan digital broadcast. Sementara keunggulan lain seperti ongkos produksi yang makin minim, kualitas gambar yang lebih tajam, sistem tampilan yang lebih baik, menjadi beberapa parameter lainnya.
EWS Otomatis
Selain beberapa keunggulan tersebut, sistem digital broadcast ini juga kemudian bisa dimaksimalkan sebagai alat penyebar informasi potensi bencana, yang kini lazim dikenal sebagai Emergency Warning System (EWS). Hal ini terungkap dalam presentasi yang dilakukan oleh Kenichi Tsuchida dari NHK Jepang, pada kesempatan serupa. Menurutnya, secara umum setelah dilakukan 15 kali percobaan penyebaran informasi bencana gempa di Jepang, sistem ini berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Sistem itu sendiri dijalankan dengan prasyarat terdapatnya paling tidak pemancar televisi digital dan alat penerima digital. Beberapa teknologi baru seperti televisi digital, PDA, komputer yang terkoneksi secara online, radio digital, penerima pesan di telepon digital, portabel DVD player digital, bisa dimanfaatkan untuk makin menyebarkan informasi bencana tersebut.
Uniknya dengan sistem ini, semua keberadaan perangkat digital bisa dihidupkan secara otomatis, bila memang kondisi bahaya perlu diinformasikan seluasnya. ”Tingkat keefektifan tinggi bisa didapatkan dari sistem aktivasi otomatis ini pada telepon selular,” ungkap beliau.
Jepang sendiri mulai mengembangkan teknologi ini pada tahun 1980. Pada 1 September 1985 dimulai percobaan penyebaran EWS disana. Tanggal 18 Maret 1987 operasi EWS, untuk peringatan tsunami di Jepang juga mulai diaktifkan.
Terakhir sistem ini, mereka lakukan tanggal 13 Januari 2007 lalu. Hingga sekarang tercatat telah 15 kali sistem ini dilakukan setelah 20 tahun masa percobaan dan pengembangan, dan kesemuanya menunjukkan hasil yang memuaskan.
0 komentar:
Posting Komentar